MAKNA SEJATI LAILATUL QADAR
MAKNA SEJATI LAILATUL QADAR-Pengasuh Ustadz Prof. Roibin Sejatinya lailatul qadar merupakan lailatul balijah (malam yang cerah), tidak ada panas dan tidak ada dingin, tidak ada mendung dan tidak ada hujan, yang menggambarkan suasana batin masing-masing manusia. Pada lailatul qadar orang yang mendapatkannya merasakan suasana batin yang bahagia, stabil, cerah, jernih, tidak ada noda-noda hitam di dalam hati yang bisa menghalangi hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wata’ala.
Di dalam hati/batin manusia tidak ada angin, yaitu keinginan untuk menyampaikan berita tidak benar. Hati tidak bergeser sedikitpun kecuali hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Di pagi harinya lailatul qadar ditandai dengan matahari yang bersinar cerah tanpa terasa panas. Artinya adalah kita muncul dengan hati secerah matahari yang bersinar cerah tetapi tidak panas, di mana membuat manusia dan mahluk lain di sekitar kita ikut merasa nyaman bersama kita.
Pada malam itu orang-orang yang bangun malam dan beribadah kepada Allah sambil menghisab diri sendiri. Rasulullah bersabda bahwa Barang siapa yang bangun malam lalu menunaikan ibadah sholat, i’tikaf ataupun berdzikir kepada Allah sambil menghisab diri karena Allah Subhanahu Wata’ala maka hati kita tidak akan pernah mati pada saat hati orang-orang semuanya sudah mati,
Rasulullah bersabda bahwa Barang siapa yang menghidup-hidupkan malam Allah yang 4, maka wajib baginya untuk masuk surga. Malam yang 4 tersebut adalah (1) malam tarwiyah, (2), malam arofah, (3) malam idul adha dan (4) malam idul fitri. Allah berfirman dalam surat al Baqarah yang secara luas artinya adalah menyuruh manusia untuk menyempurnakan puasa lalu setelah itu bertakbirlah kepada Allah. Pada malam itu manusia bertakbir Allahu Akbar (Allah Maha Besar), sambil menghisab diri bahwa sesungguhnya di dunia ini hanya Allah yang besar dan semua lainnya kecil di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Pada malam idul fitri hati kita secara sadar kembali kepada Allah, sebelum kembali kepada Allah secara terpaksa (mati).
Sebelum hari raya idul fitri kita diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah, sebanyak 4 mud yaitu 2,8 kg, diniatkan secara ikhlas untuk mengeluarkan zakat fitrah karena Allah Subhanahu Wata’ala, lalu diberikan kepada orang miskin. Semoga dengan semua ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan ini yang dilengkapi dengan zakat fitrah lalu di akhiri dengan sholat idul fitri diterima Allah Subhanahu Wata’ala. Semoga setelah keluar dari bulan Ramadhan ini kita benar-benar menjadi manusia yang suci, seperti bayi yang baru lahir.
Kitab Qamu Al-Tugyan
Posting Komentar untuk "MAKNA SEJATI LAILATUL QADAR"