TERCIPTANYA AQIDATUL AWAM
TERCIPTANYA AQIDATUL AWAM-Pengasuh Ustadz Zainal Arifin
Aqidatul Awam dikarang oleh Syeh Ahmad Marzuki lahir di Mesir. Hampir sepanjang hidupnya Syekh Ahmad Marzuqi tinggal dan mengajar di kota Mekkah. Berkat kepandaian dan kecerdasannya, akhirnya Syekh Ahmad Marzuqi diangkat menjadi Mufti Madzhab Al-Maliki di Mekkah,
Suatu ketika beliau bermimpi bertemu Rasulullah dan disuruh menghafalkan apa yang tertulis di aqidatul awam, dimulai dengan kalimat bismillahirrrahma nirrahiim. Dilanjutkan dengan wabirrohimi daimil ihsani, di mana Allah mempunyai sifat rahim yang dimasukkan khusus ke dalam umat Islam saja. Walhamdulillahil qadimil awwali di mana Allah sudah ada sebelum mahluknya diciptakan, wal akhiri baqi bila tahawwali di mana Allah itu abadi dan tidak ada perubahan sama sekali. Sholatuwassalam musalmadah
Kaya
Tunggal
Hidup
Kuasa
Berkehendak terhadap sesuatu
Mendengar
Melihat
Berfirman
Bagi Allah sifat 7 tersebut. Sifat tersebut merupakan kepunyaan Allah.
Wujud (Ada)
Apakah Allah itu ada ? Jawabanya adalah ada, sehingga kita diwajibkan untuk menyembah Allah dalam bentuk sholat. Allah ada tanpa sebab dan tanpa ada yang mewujudkan. Contoh keberadaan Allah bisa dianalogikan kepada apabila ada kotoran berarti ada hewan yang membuatnya. Juga jika ada langit, bumi dan alam semesta ini pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah.
Orang yang kurang keyakinannya kepada Allah ketika mempunyai masalah maka menggunakan pemecahan yang kurang tepat. Ibaratnya pemuda yang jatuh cinta kepada seseorang maka tidak ada orang lain yang lebih cantik dari dirinya sehingga tidak mau yang lain, seolah dunia menjadi sempit dan tidak bisa memikirkan bahwa Allah menciptakan banyak perempuan yang lebih baik daripada yang dicintainya.
Ketika Nabi Muhammad dikejar oleh Suroqoh akhirnya Rasulullah dia terjatuh kemudian pedangnya diambil oleh Rasulullah kemudian bertanya “Siapa yang melindungimu sekarang? Suroqoh akhirnya menyerah dengan maksud untuk merebut kembali pedangnya. Setelah pedangnya terebut kemudian mengancam Rasulullah dan balik bertanya “Siapa yang melindungimu”.
Dengan mantap Rasulullah menjawab “Allah”. Mendengar itu Suroqoh menjadi gemetar dan pedangnya jatuh karena begitu mantab dan yakinnya akan Allah. Setelah itu pedang itu diambil lagi oleh Rasulullah dan balik bertanya “Siapa yang melindungi sekarang ? Suroqoh akhirnya menyadari bahwa Nabi Muhammad merupakan utusan Allah.
Qidam (terdahulu)
Baqo’ (kekal). Allah senantiasa ada dan tidak mengalami kebinasaan. Pada saat kiamat nanti semua akan mati kecuali Allah.
Mukholafatu lil hawadisi (berbeda dengan mahluk)
Allah selalu berbeda dengan mahluknya, tidak ada satupun mahluknya yang menyerupai Allah.
Qiyamuhu binafsihi (tidak membutuhkan tempat dan memerlukan pencipta)
Yakinlah bahwa Allah berada di manapun karena Allah melingkupi apa yang diciptakannya. Ketika sholat maka usahakanlah bahwa kita melihat Allah, jika tidak mampu maka yakinlah bahwa Allah selalu memperhatikan kita.
6. Wahdaniat (Esa)
Dalam surat al ikhlas dijelaskan sifat Allah yang esa. Imam Ghozali menjelaskan bahwa hati ibaratkan cermin, ketika melakukan dosa maka akan ada noda di cermin tersebut, jika banyak melakukan dosa maka cermin tersebut menjadi kotor dan tidak bisa digunakan dengan baik sehingga tidak mampu merasakan nikmatnya Allah, dan justru memusuhi Allah sehingga membuat hidupnya menjadi berantakan.
7. Qudroh (Kuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan kekuasaanNya tidak terbatas. Allah kuasa kuasa memberangkatkan orang yang sangat miskin pergi ke Mekkah dan Madinah, misalnya mendapatkan undian yang diselenggarakan oleh seseorang. Sementara ada orang kaya yang karena merasa sibuk sehingga tidak mampu berangkat ke Mekkah dan Madinah.
8. Irodah (Berkehendak)
Ketika sudah berkehendak maka tidak ada satu mahlukpun yang mampu mencegah kehendak Allah. Ketika menciptakan Nabi Adam maka malaikat dan jin protes, tetapi tidak mampu menghentikan Allah untuk menciptakan Nabi Adam.
9. Ilmu (Mengetahui)
Allah mengetahui segala sesuatu. Jadi janganlah sombong ketika mempunyai ilmu karena pasti ada yang lebih pintar lagi, misalnya gurunya.
10. Hayat (Hidup)
11. Sama’ (Mendengar)
Allah Maha mendengar, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, ketika berdoa setiap orang memberikan bermacam-macam cara, ada yang berdoa secara sirri, ada yang suaranya keras, ada yang berdoa sendiri-sendiri dan ada juga yang berdoa bersama-sama.
12. Bashar (Maha Melihat)
Allah bisa melihat semuanya, baik ditempat gelap ataupun terang, dekat ataupun jauh dan di manapun berada.
13. Kalam (Maha Berfirman)
Allah berfirman yang kalamnya tidak sama dengan mahluk. Untuk yang ke 14 sampai dengan 20 merupakan pengulangan dari yang sebelumnya.
14. Qodiran
15. Muridah
16. Hayyan
17. Samian
18. Basyiran
19. Aliman
20. Mutakalliman
Nabi Musa dahulu dikejar Fira'un dan sampai di depan lautan. Kemudian oleh Allah disuruh membaca sholawat 10 kali lalu tongkatnya dipukulkan ke laut sehingga lautan menjadi terbuka dan Nabi Musa beserta umatnya melewatinya.
Setelah sampai di ujung lautan kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa membaca sholawat 10 kali lalu memukulkan tongkat ke laut sehingga laut tertutup dan Fira'un beserta tentaranya mati ditelan lautan.
Kitab Aqidatul Awam.
Posting Komentar untuk "TERCIPTANYA AQIDATUL AWAM"